What's done in the DARK will surely come to the LIGHT :)

Jumat, 17 Februari 2012

CLBK doesn't exist

Gue heran sama konsep CLBK, Cinta Lama Bersemi Kembali. Sorry nih ya kasar, tapi tai yang setai-tainya itu ya CLBK. Menurut gue, lo di sini kayak mainin cinta, gak menghargai cinta. Halah cinta cinta cinta melulu. Kapan sih berenti ngomongin cinta? Tapi gak usah sok gak butuh cinta lah, toh cinta emang eksis kok di kehidupan kita. Eksistensi yang invisible. Coba aja lo cek mp3 preman-preman Pasar Senen, 99% lagunya pasti lagu cinta dan 50% temanya pasti sakit hati. Atau coba lo cek mp3 dan dvd koleksian lo deh, rata-rata temanya apa? Cinta kan? Nah balik lagi ke konsep CLBK menurut gue.

Gini loh, kenapa lo yakin bisa berkomitmen di awal atas nama cinta sama dia kalo ujung-ujungnya lo putus dengan alasan, "kita gak cocok lagi, gak sependapat, ego kita sama-sama tinggi, kita putus" Lo waktu akan ngomong ini inget gak sih dulu awal mulanya kenapa lo yakin banget sama dia sampe akhirnya lo nembak dan menyatakan cinta? Kenapa dulu lo ngerasa cocok? Kenapa juga dulu lo bisa ngerasa dia mampu meredam ego lo. Lo masih inget gak sih alesannya? Hemmm... Okelah salahin waktu. Dia emang selalu jadi kambing hitam. Jadi masalah waktu pendekatannya kurang? Sehingga lo belom mengenal dia lebih jauh? Lo baru mau mulai mengenal dia sambil jalanin dulu aja? Dan seiring berjalannya waktu lo akan melihat kecacatan sifatnya, gak cocok karena dia gak ngerti maunya lo gimana, dan putus? Segitu aja definisi cinta yang lo ungkapin dari awal buat dia? Oke lah mungkin emang lo udah usaha buat nerima dia apa adanya tapi tetep gak bisa dan putus jalan terakhir. It's still yeaaah... fine for me. Tapi kalo abis bilang putus trus nyesel dan minta balikan, itu yang maksud gue adalah tai. NGAPAIN LO BILANG PUTUS KALO UJUNG-UJUNGNYA GALAU PENGEN BALIKAN?! *intensitas pemencetan keyboard tiba-tiba menjadi lebih kuat*

Kemana aja kemarin? Baru nyadar ya cinta itu bisa jadi boomerang buat diri sendiri? Like i ever said before that sometimes you won't know if it's really love until it's over. Cinta itu bukan kayak barang bekas yang ketika dirasa udah gak berfungsi lagi, lalu dibuang. Dan ketika sadar klo barang itu masih bisa difungsigunakan, lalu kita pungut lagi. Cinta gak pernah ada yang bekas. Adanya yang berbekas. Dan akan selalu berbekas di hati. Bahkan gak ada campuran zat formula dari para ahli kimia yang sanggup menghapusnya. Cinta gak pernah ada yang lama pun yang baru. Cinta gak pernah gugur karena akan selalu bersemi di hati. Cinta itu tulus. Dia selalu memberi tanpa harap kembali. Cinta bukan garis lurus yang gak pasti dimana ujung, tapi cinta itu lingkaran yang gak akan pernah terputus dan karena udah pasti gak berujung. Dia selalu nyambung melindungi titik rotasinya.

Di sini, gue gak menyalahkan kejadian putusnya. But hey, lo harus terima konsekuensinya dong ketika mulut udah memuntahkan kata "putus" itu berarti lo harus siap kehilangan dia yang selalu menyapa lo di tiap pagi hari. Dia yang terus nyemangatin ketika lo lagi down-down-nya. Dan, oh iya, gue punya satu pertanyaan: apakah di setiap lo menemukan alasan untuk putus, lo juga udah cari satu alasan kenapa lo cinta sama dia dari hari ke hari? You know, buat gue komitmen bukan keterikatan, tapi kerelaan untuk setia dalam hubungan. Rela berarti gak terpaksa. Masa setia aja harus dipaksa sih? Masa gak rela sih setia sama pasangan sendiri? Lupa ya dulu waktu masa-masa jatuh bangun tetep bergandeng tangan demi terjalinnya hubungan? The relationship you built from zero is priceless. Dan menurut gue, ketika kata "putus" terucap, itu juga merupakan sebuah komitmen. Komit untuk putus berarti rela untuk melepas hubungan yang udah dijaga bareng-bareng selama ini. Malu dong ah udah minta putus terus galau ngajak balikan. Bukan malu karena gengsinya. Tapi karena hal itu mencerminkan kepribadian lo yang, oh sorry to say, gak bisa jaga komitmen. Mungkin bukan gak bisa, tapi belum sadar apa itu komitmen dan gimana menjaganya. Tapi gak salah kok, namanya manusia pasti ada khilafnya. Khilaf keceplosan ngomong putus karena emosi semata. Ya, emosi sesaat yang akhirnya bikin pikiran mati karena otak dan hati gak mau lagi diajak diskusi. Ring the alarm! Itulah yang bisa menghancurkan sebuah hubungan.

"The key to a successful relationship involves falling in love over and over again. But with the same person everyday."

Mempertahankan itu jauh lebih sulit daripada mendapatkan. The challenge is to keep that feeling over and over every day, tanpa mengubah apa-apa. Tentu dari hari ke hari kita akan menemukan aslinya pasangan kita. Kadang di satu sisi, ada rasa dimana kita merasa deserve better, kita gak terima, but hey... Masa iya sih, lo cuma mau ada buat dia di saat dia seneng doang, dan saat dia lagi bukan dirinya yang sebenernya, segampang itukah you give up on them? Pasti ada loh satu orang yang pengen banget lo kasih tau tentang suatu kejadian menarik yang terjadi di hari lo. I didn't say a name, but somehow a name pops in your head, did it?

3 komentar:

pandu tambun mengatakan...

istimewa sekali... sangat reflektif dalam menjalani tahun ke enam dalam sebuah hubungan,
mantap lah!!!

santo mengatakan...

hahahaaa.... menyentil sekali mpok... mantab sist.... but i hope the happy ending stories about this case... :)

Rifathurrahmi Annisa Kesumatika mengatakan...

tulisan ini mengubah sudut pandang gw terhadap sesuatu. Komentar gw masih sama, sangat inspiratif :)