What's done in the DARK will surely come to the LIGHT :)

Sabtu, 25 Februari 2012

they're just numbers

2G dan 3G. They are just numbers. Setidaknya itu yang dipahami oleh Echi. Sebagai pemilik BB dengan koneksi yang masih 2G, Echi jelas tidak terima dengan komentar Panjul yang mengatakan bahwa BB 3G miliknya jauh lebih canggih dibanding milik Echi.

"Please ya, BB gue gak beda jauh sama punya lo, Panjul!" Echi memamerkan BB 2G nya yang masih mulus dan tidak berkondom seperti milik Panjul.

Panjul tentu saja tidak terima kalau BB nya dianggap sama dengan BB milik Echi yang bahkan dari segi bentuk saja sudah jelas-jelas berbeda kecanggihannya, "eh mereka gak mungkin ya nyiptain 2G dan 3G kalo emang gak ada bedanya. Buat apa coba?" Panjul mencoba mempertahankan pendapatnya.

"Oh jelas aja, mereka cuma mau mencuci otak kita aja, para konsumen yang mudah kemakan iklan. Bedanya cuma satu aja sih, angka di depan huruf G nya aja" Echi nggak mau kalah untuk diskusi kali ini.

Panjul menangkap bahu Echi dan menariknya dengan sigap, "mau kemana? Di sini eskalator turunnya." Sambil menuntun Echi ke eskalator. "Serius banget sih debatnya, maen neloyor pergi aja gak liat-liat eskalator." Ledek Panjul.

"Ya pokoknya, mereka cuma angka, Jul. Pembedanya cuma itu aja. Masalah lemot atau gak, ya itu balik lagi ke provider masing-masing!" Echi tetap ingin melanjutkan perdebatan yang sudah terjadi cukup ngotot-ngotot-an di antara mereka.

Panjul, yang ditakdirkan sebagai pria tulen, tentu saja gak terpancing emosinya dengan kengototan Echi yang malam itu memang cukup membuatnya sebal. "Oke, gini deh Chi, kita adu-adu-an cepet aja deh. Lo pake Simp*ti, gue juga. Coba kita download lagu. Di sini. Sekarang. Gimana?" Tantang Panjul yang langsung dijawab cepat oleh Echi. "Oke! Deal."

-----

Bukan hal baru lagi bagi Panjul ataupun Echi ketika mereka harus terlibat dalam perdebatan panjang yang sebenarnya berawal dari hal yang tidak penting. Mereka akan saling mempertahankan pendapatnya bahkan tidak segan-segan mereka akan memberikan bukti-bukti atau contoh-contoh untuk memperkuat argumennya. "Untung ada google!" Mungkin semboyan yang tepat untuk mereka ketika terlibat dalam perdebatan panjang seperti ini. Tidak jarang Echi meng-google untuk menemukan fakta-fakta sebagai bukti ke Panjul kalau dirinya tidak asal bicara. Namun tidak jarang juga Panjul menghindari perdebatan yang terjadi. Biasanya Panjul hanya tertawa dan diikuti komentar mentah, "terserah lo deh Chi." Bukan berarti Panjul kalah, tapi karena Panjul tau Echi keras kepala dan susah mengakui kalau dirinya salah. Jadi daripada berdebat dan memancing emosi Echi, lebih baik segera diakhiri.

-----

"TUH CHI!!! LIHAT!!! Punya gue udah kelar downloadnya! Mana punya lo liat?" Panjul memanjangkan kepalanya untuk melihat layar BB Echi yang sejak dimulainya tantangan selalu ditutupi oleh tangannya.

"Bawel. Nih nih! Belom kelar. Pasti lemot provider gue gara-gara di Basement nih" Echi tetap berkelit. "Halah sama aja provider kita. Akuin aja kenapa sih kalo 3G emang lebih cepet dibanding 2G." Ucap Panjul dengan rasa puas karena berhasil mengalahkan Echi. Lebih tepatnya mengalahkan BB 2G milik Echi.

Sambil mengacak-acak rambut Echi, dan lalu merangkul bahu Echi, Panjul mengarahkannya menuju letak mobilnya parkir sambil berkata, "batu banget sih jadi cewe. Hehehe."

Viola, here they are! Basement! Dimana mereka selalu nyasar mencari mobil Panjul yang entah diparkirkan di sebelah mana. Mereka bukan tidak pernah mencoba menghafalnya. Sudah berkali-kali. Tapi tetap saja, sesampainya di Parkiran, mereka hilang ingatan lagi. Kali ini pun, mereka harus tawaf (keliling) parkiran sebuah mall di bilangan Jakarta Selatan.

"Lo yakin kita parkir di B3?" Tanya Panjul yang daritadi berjalan sangat cepat hampir meninggalkan Echi yang berjalan susah payah dengan heelsnya. "Gue udah bilang kan Chi, jangan pake heels!" Panjul menunggu Echi yang malah asik mendengar lagu download-an dari BB Panjul yang baru saja dijadikan bahan pembuktian 2G dan 3G.

"Wah, Jul, seru deh lagu Su-Ju yang MR. Simple ini. Kocak tapi enak. You should listen, Jul." Seru Echi sambil menggoyangkan kepalanya. Sementara Panjul tetap sibuk berjalan cepat ke kanan ke kiri mencari mobilnya. "Chi, yakin di B3?" Tanyanya lagi.

"Iya, soalnya tadi pas turun mobil gue sempet bilang wah kita parkir di bawah banget ya B3 mirip kayak waktu gue ke P*M." Jawab Echi santai.

"Oke, gue cari dulu. Lo di sini aja. Ntar kalo mobilnya ketemu, gue jemput di sini." Suruh Panjul tanpa menoleh ke belakang dimana Echi masih berjalan terseok-seok. "Nggak mau! Panjul! Gue mau ikut lo nyari." Bantah Echi sambil mempercepat langkahnya mengejar Panjul. Echi memberi instruksi ke kanan, ke kiri, balik lagi ke posisi awal karena di rasa sudah semakin jauh nyasar. Panjul pun entah sudah berapa kali bertanya ke penjaga parkiran. "Emangnya Mas parkir di nomer berapa?" DARN! They forget the number! Alhasil mereka berusaha sendiri mencari posisi mobilnya.

"Lo gak salah kan, Chi? Yakin di B3?" Tanya Panjul entah untuk keberapa kalinya kepada Echi. "Yakin, Panjul." Jawab Echi mantap dan membuat Panjul semakin semangat mencari mobilnya, "oke kita cari."

Panjul beberapa kali menoleh ke belakang, memastikan bahwa Echi tidak hilang dan tidak tertinggal terlalu jauh di belakangnya. Pucuk dicinta ulam tiba! Soluna birunya berhasil ditemukan. Rasanya Echi ingin memeluk mobil tersebut. Terlebih lagi kepada pemilik mobilnya, Panjul. "Aaaah! Ya ampun Panjul, gue capek!"

Panjul menghidupkan mesin mobilnya. Terlihat keringat di dahinya. Dan nafas Panjul yang tersengal-sengal sampai terdengar ke kuping Echi cukup mampu dijadikan sebuah pertanda kalau Panjul lebih letih dari Echi. Dan ketika itulah Echi berhenti mengeluh karena keletihan. Panjul lebih letih.

"Kali ini gue bener kan, gak sotoy. Lo gak percaya sih tadi. Sampe nanya mulu. Tadi 2G 3G lo bener, tapi B3 B2 gue yang bener. Hehehe mereka cuma angka tapi bisa bikin kita debat gini ya. Mana lo pake ragu segala sama gue." Echi membuka percakapan.

"Heh, kalo gue gak percaya sama lo, gue gak bakal tetep nyari di B3. Ke kanan ke kiri. Gak bakal mau. Kalo gue ragu-ragu sama lo, gue bakal tinggalin lo di sini dan nyari di B2. Karena gue yakinnya di B2. Paham?" Jelas Panjul dan berhasil membungkam Echi.

"Paham. Paham Jul. Gue paham lo percaya sama gue. Gue paham hari ini gue mulai sayang sama lo. Gue paham gue gak mau lo ngilang, Jul. Gue paham gue takut lo kayak yang udah-udah. Gue paham, that we're just friends, just like 2G 3G or B3 B2 they're just numbers. Tapi semoga ada pembuktian biar angka gak terlihat sekedar angka. Ada makna yang penting dibalik angka itu yang akhirnya membedakan antara 2 dan 3. Gue paham itu, Panjul." Ucap Echi, jauh dari lubuk hatinya yang paling terpelosok.

Tidak ada komentar: