aku baru mengenalnya
semalam.. Rasanya omong kosong kalau aku bilang dia sudah berhasil membuatku sangat amat jatuh cinta sekali padanya. Kalau ada kata yg dapat menandingi rasa "amat sangat jatuh cinta sekali" ku ini, pasti sudah ku pakai.. Yg pasti perasaanku itu lebih dr sekedar tergila-gila atau apalah kaum kalian menyebutnya.
Aku ingin berkisah tentangnya. Tentang kedatangannya malam itu di masjid, ehmm entahlah apa nama masjid itu! Aku kan buta huruf jd aku tidak bisa membaca tulisan (yg kuduga nama masjid itu) di plang yang menggantung di pintu masuk (pintu masuk bukan ya? Yg jelas orang2 mondar mandir melalui pintu tersebut).
Dia datang dengan cara berjalannya yang sangat anggun, menurut kaum kami tentunya! ya tentu saja tidak seperti kaum betina kalian yg berjalan lenggak lenggok lalu dagunya diangkat tinggi sekali. Sungguh congkak.
Ketika aku melihat kedatangan dia, aku berdoa semoga orang-orang menempatkannya tepat di sebelahku. Ah aku sungguh terbius akan kemolekannya. Bahkan aku tidak peduli dengan anak-anak yg memukul punggungku dengan ranting. Rasanya semua sistem ditubuhku terpusat oleh makhluk yg baru saja melewatiku. Daaannn.. Yeaahh! Doaku berhasil. Mereka mengikatnya tepat di sebelahku! Dan otomatis anak-anak yg mengerjaiku td, langsung mengerubungi dia sang pujaan hatiku! (sudah kubilang belum aku benci anak-anak kecil nan liar itu? Hah! Mereka terus-terusan saja memberiku makanan walaupun aku sudah kenyang! Dan kalau aku tidak mau, mereka memukulku dengan ranting, bahkan mereka tidak segan-segan untuk menendang pantatku. Liar sekali anak-anak di kaum kalian!)
lalu datanglah segerombolan betina kaum kalian. Mereka tua dan bertubuh gempal penuh lemak. Mereka teriak-teriak seperti marah dan gusar terhadap anak-anak itu, (ya tentu saja dalam bahasa yg aku tidak mengerti, tp menurutku para betina itu baik karena sudah meyelamatkanku dan teman-temanku dari keliaran anak-anak kecil tersebut, dan ajaibnya para betina itu berhasil menggiring anak-anak kembali ke kandangnya). Hemm dan ketika suasana mulai heninglah semua kisah ini dimulai.
Kulihat betina di sebelahku, dia mengembik (tanda keletihan) namun tetap tersenyum dan membalas tatapanku. Aku mengelus-ngelusnya (ini adalah cara kaum kami untuk memulai pendekatan) dia pun tidak menolak ketika aku mengelusnya (di kaum kami hal ini berarti cinta diterima). Yah, seperti para jantan dewasa lainnya, aku mulai menaiki tubuhnya. Oh indahnya.. Disaksikan oleh cahaya-cahaya lampu yg cukup terang dan tentunya suara takbiran (aku paham istilah takbiran karena suara ini adalah suara awal datangnya kiamat untuk kaum kami). Kulihat beberapa temanku juga melakukan hal yg sama (apa ya namanya kalau dalam bahasa kaum kalian? Kawin? Ya seperti itulah). Betinaku mengembik tanda kepuasan! Lalu kami tertidur saling berdekapan.
Keesokan paginya, takbir semakin mejadi-jadi. Ke-was-was-an mulai terlihat di wajah teman-temanku. Tapi tidak di wajah betinaku. Kaum kalian berdatangan satu persatu dan semuanya memakai kostum putih. Mereka seperti melakukan ritual agama (aku tidak tau apa nama ritual itu, aku hanya tau istilah berdoa, tp yg pasti ku tahu, ritual itu ditujukan untuk kematian kaum kami)
aku lagi-lagi menaiki tubuh betinaku ini ungkapan kasih sayang kalau di kaum kami, apalagi kami tahu bahwa hari itu adalah hari kematian kami. Dan hey manusia, apakah kamu tahu bagaimana rasanya ketika tahu bahwa hari itu adalah hari kematian kita. Dan tahukah kamu bagaimana takutnya kami membayangkan betapa sakitnya mati dengan cara yg kami sudah ketahui sebelumnya? Aah kalau saja kami bisa memilih ingin dilahirkan seperti apa, kami tidak akan ingin jd kami yg sekarang! Tp kini aku tahu knp Tuhan menicptakan aku seperti ini? Karena kalau tidak, aku tidak akan bertemu betinaku dan aku akan menjadi liar, jahat, dan rakus seperti kaum kalian yg tega-teganya berpesta pora dgn menu hidangan utama daging kami).
Ritual itu sudah berakhir, sebagian dari mereka kembali ke kandang masing-masing tp sebagian lg menyiapkan benda yg sangat tajam dan tempat kami untuk dipenggal. Aahhh! Lagi-lagi tahukah kamu bagaimana rasanya menanti giliran untuk mati? Dan sebelumnya kamu harus melihat teman-teman mu mati disembelih terlebih dahulu! Dan yg lebih menyiksaku adalah.. Melihat kematian dia, sang betina yg aku cintai. Ya, mereka menarik betinaku dgn kasar dan tanpa berperasaan! Aku mengembik (tanda kemarahan), dan dia mengembik (mengucapkan "tenang sayang.. Kita akan bertemu lg di alam baka yg kekal. Di dalam surga yg indah. Tutup matamu ketika mereka menyembelihku ya). Aku menutup mataku erat. Kudengar suaranya mengembik seperti meronta-ronta. Embikan itu semakin keras kudengar. Kali ini tanda kesakitan. Embikan selanjutnya mengucapkan "Allahuakbar" dan hening.. Aku tak mendengar suaranya lg. Aku membuka mataku dan melihat tubuhnya dengan kepala hampir putus.
Tuhan, knp tidak aku saja yg mati terlebih dahulu? Sakitnya disembelih tidak sebanding dgn sakitnya melihat makhluk yg kita cintai mati dalam kesakitan. Aku pasrah. Aku tidak meronta ketika ditarik. Aku masih bersyukur karena akan mati di atas banjiran darah betinaku. Terlebih lagi aku akan bertemu dengannya di dunia lain dalam hitungan detik saja. Terimakasih Tuhan telah mengirimnya untukku.. Dan hey para manusia, selamat menikmati dagingku, teman-temanku, dan daging betinaku.. Berdoalah sebelum makan sehingga kami tidak keberatan di alam sana melihat daging kami dimakan. Terimakasih bagi yg sudah memilih kami sbg hewan kurbannya karena berarti mereka sudah mengirim kami ke surga :)
*jadi apa pesan dr cerita ini hayooo? Hahaha.. #abaikan btw, selamat idul adha yaaa cema-cemaaan.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar