malam itu, saya sedang menanti kereta ekonomi AC di stasiun ui. saya ditemani oleh kedua orang teman saya. Kereta itu dijadwalkan akan tiba di stasiun ui pukul 09.30 pm. Disela-sela penantiannya itu, kami beradu argument tentang kematian.
"aneh kematian yang datang secara dadakan itu, contohnya kecelakaan" ucap salah satu dari teman saya sambil menghisap rokoknya dgn nikmat.
"aneh? Itu takdir, setiap orang pasti ngerasain" jawab saya datar sambil melihat ke arah jalur rel kereta.
"ntar klo gw ngerasa gw udah mau mati, gw mau cabut semua tindikan gw ah" kata salah satu orang lg dr teman saya.
Hening, mereka beratatapan, lalu tertawa, dan terdiam lagi.. saya melihat ke sekeliling saya, "sepi" gumam saya saat itu. Seolah stasiun pun turut mendengarkan obrolan kami...
keheningan kembali menyelimuti kami. kami, jam, angin, bahkan detak jam pun membisu. kami semua terdiam, dan stasiun pun menjadi semakin sepi ketika kereta ekonomi terakhir mengangkut penumpang di stasiun itu.
"ah sepi. Ga ada yang naek kereta ekonomi AC kayak gw apa!" teriak saya saai itu, tapi kedua teman saya hanya berkata "santaii.." selang beberapa waktu, kereta ekonomi AC itu pun tiba. Dan sukurlah, ada 2 orang wanita yang naik kereta itu juga..
saya duduk di jok paling pinggir dekat pintu kereta. Sendirian, terdiam, sepi, dan hanya bertemankan dingin dari AC kereta yang menusuk-nusuk tulang saya...
kedua bola mata saya berputar ke kanan dan ke kiri, dan kedua bola mata saya itu pun terhenti tepat pada pemandangan di depannya, mmh...
Sepasang kekasih yang sedang menjadi budak cinta. Si wanita tertidur pulas di dada si pria, si pria mengelus2 kepala si wanita sambil menatap dalam2 wanita yg ada dipeluknya itu.
"SHIT!" kata saya dalam hati, "kenapa tiba-tiba gw jadi inget DIA?!" bisik batinnya. Kini mata wanita itu beralih ke jendela kreta...
Di luar sana hanya ada pemandangan gelap yang terkadang diselingi oleh lampu2. saya mengeluarkan nokia black 6300 saya, dan mulai membuka music player. Lagu "lucky" by jason mraz pun menjadi teman saya malam itu di dalam kereta, yang terasa semakin dingin saja. Mata saya kembali tertuju pada pemandangan gelap di luar sana.. Sesekali saya membuka inbox hanya untuk membaca satu pesan, entah untuk yg ke berapa kalinya.
Tiba-tiba timbul segelumit perperangan batin di benak saya,
"is this love?"
"Absolutely NOT! Im not!"
"yes im in love!"
"NO, im not in love!"
"mmh.. okeii im lying to my self, maybe?"
"but i guess, im not, i just...."
belum sempat titik-titik itu terisi, kini mata saya lagi lagi kembali tertuju pada sepasang kekasih di depannya itu.. Si pria membenarkan posisi kepala wanitanya, dan si wanitanya tersenyum, lalu kembali tertidur.
Mata saya kini kembali tertuju pada satu pesan di inbox hp saya yang sudah untuk kesekian kalinya dibaca lagi dan lagi... Lagu "lucky" dipilih menjadi repeat-current track, kemudian matanya menatap kosong ke arah luar jendela, wanita itu brfikir dan.. "ohmyGod! Yes, im in love, im in love with the wrong guy!" klo di gerbong tersebut hanya ada saya, mungkin saya benar-benar akan mengundang rintik-rintik gerimis yang kali ini bukan keluar dari langit hitam nan pekat tapi dari mata saya yang mulai sendu dan memerah.
Tak terasa kereta itu pun sudah sampai stasiun manggarai. Pintu kereta itu terbuka tepat di depan mata saya. dan saat itu saya dapat melihat pemandangan di stasiun manggarai pada malam hari. IRONIS, itulah gambaran saya tentang stasiun manggarai di malam itu. Tepat di depan pintu kereta yang terbuka, ada kakek-kakek yg tidur hanya beralaskan koran, dan kulitnya yang keriput hanya dibalut dengan pakaian lusuhnya. Lalu ada pula anak yang masih memakai celana seragam SD nya tapi dia tidak membalutkan pakaian untuk menutupi badannya yang kecil, hitam, dan kotor. dia berlari-larian masuk ke dalam kereta ekonomi AC itu. Dia nampak seolah-olah sedang menikmati hari bermainnya di stasiun dan di kereta. saya hanya duduk tercengang melihatnya.
Semua mata di gerbong yang saya naiki tertuju pada bocah betelanjang dada itu. Seketika hilanglah bayangan tentang DIA di benak saya. dan pintu kereta pun tertutup kembali dan entah kenapa saat kereta kembali lagi melaju, saya teringat akan diskusi saya bersama teman-teman saya saat di stasiun UI tadi. tema itu... ya... tema kematian itu... kembali melayang-layang di otak saya.
singkat cerita, kereta pun sudah tiba di stasiun Cikini. stasiun dimana ayah dan adik saya sedang menunggu kehadiran saya. saya pun bergegas menuruni anak tangga satu demi satu di dalam gelapnya ruangan stasiun Cikini.
kini saya sudah berada di rumah. Tapi sesampainya saya di rumah tadi, semua pikiran saya hanya tertuju pada satu topik besar yaitu, MAKANAN. Ya makananlah yang terkadang mampu menyegarkan otak saya lagi.
:P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar